Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

SEJARAH DESA PUYUNG

Sejarah Desa Desa Puyung adalah sebuah Desa di kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Nama Puyung ada sejak jaman dahulu. mengenai sejarah berdirinya Desa Puyung itu sendiri ada beberapa Versi. diantaranya adalah: Menurut sumber cerita para sesepuh Desa, Ada seorang pendatang dari daerah Sawo Kabupaten Ponorogo yang nama nya  Joyo  Tirto  Karena orang itu di ketahui para penduduk bahwa orang yang sakti mereka di jadikan Demang dan di buatkan tempat tinggal tepatnya sekarang terletak di Rt 22 Rw 11 Dusun Sendang.dan menjadi  Demang  yang  pertama .Terbentuknya Desa Puyung berasal dari riwayat warga Desa banyak yang melakukan penyadapan pohon aren (enao) untuk mendapatkan nira ( bhs jawanya badeg ). Menyadap istilah penduduk Desa: ngepuh,Pohon aren oleh warga setempat dinamakan  Luyung  . Dari kata ngepuh luyung, menjadi  Puhyung ,  Kemudian menjadi Puyung.Berdasarkan riwayat tersebut maka daerah ini di kenal  Desa   Puyung  Sampai sekarang. dalam Versi yang la

CERITA BABAT PATI "SARIDIN (SYEKH JANGKUNG)"

Ki Ageng Kingiran yang baru saja pulang pulang dari nyisik ikan di kali terkejut. Ia mendengar suara suara tangisan bayi . Ki Ageng Kingiran sempat akan lari karena ketakutan.Tapi begitu melihat itu adalah suara bayi yang benar-benar memelas. Ki Ageng kebingungan akan diambil atau tidak. Tiba-tiba muncul Sunan Kalijogo agar Ki Ageng mengambil dan memelih ara bayi itu. Kata Sunan Kalijogo, bayi itu kelak akan jadi orang penting dan punya ilmu linuwih. Ki Ageng Kingiran lalu membawa pulang. Bayi itu terlihat sangat kelaparan. Warga desa heboh! Ki Ageng Kingiran menemukan bayi di tepi sungai! istri Ki Ageng Kingiran, Nyi Ageng Kingiran nampak senang karena selama ini ia mendambakan punya anak laki-laki. Selama ini Ki Ageng Kingiran hanya mempunyai satu anak bernama Sumiyem. Oleh Ki Ageng Kingiran, anak itu lalu diberi nama Saridin. DESA MIYONO, 20 TAHUN KEMUDIAN…. Saridin nampak sedang mempertontonkan kelebihannya di hadapan banyak warga desa. Gayanya sombong dan Ia berkoar-ko

CERITA BABAT PATI "SARIDIN (SYEKH JANGKUNG)"

Ki Ageng Kingiran yang baru saja pulang pulang dari nyisik ikan di kali terkejut. Ia mendengar suara suara tangisan bayi . Ki Ageng Kingiran sempat akan lari karena ketakutan.Tapi begitu melihat itu adalah suara bayi yang benar-benar memelas. Ki Ageng kebingungan akan diambil atau tidak. Tiba-tiba muncul Sunan Kalijogo agar Ki Ageng mengambil dan memelih ara bayi itu. Kata Sunan Kalijogo, bayi itu kelak akan jadi orang penting dan punya ilmu linuwih. Ki Ageng Kingiran lalu membawa pulang. Bayi itu terlihat sangat kelaparan. Warga desa heboh! Ki Ageng Kingiran menemukan bayi di tepi sungai! istri Ki Ageng Kingiran, Nyi Ageng Kingiran nampak senang karena selama ini ia mendambakan punya anak laki-laki. Selama ini Ki Ageng Kingiran hanya mempunyai satu anak bernama Sumiyem. Oleh Ki Ageng Kingiran, anak itu lalu diberi nama Saridin. DESA MIYONO, 20 TAHUN KEMUDIAN…. Saridin nampak sedang mempertontonkan kelebihannya di hadapan banyak warga desa. Gayanya sombong dan Ia berkoar-ko

LAKON WAYANG KULIT Gatotkaca Gugur

Gambar
Cerita Singkat : Korawa mengangkat Adipati karna sebagai senopati perang setelah Burisrawa gugur. Hari itu sudah gelap, dan menurut aturan perang, perang dihentikan sementara. Namun tidak tahu mengapa Korawa melanggar aturan itu dan mengirim senopati perangnya malam itu. Adipati Karna menerabas dan menghancurkan pasukan Pandawa di garda depan. Para penjaga perkemahan tidak mampu menandingi krida sanga Adipati. Berita itu cepat terdengar hingga perkemahan Pandawa Mandalayuda. Sri Kresna kemudian memanggil Raden Haryo Gatotkaca, raja Pringgodani, putera Raden Bratasena dan Dewi Arimbi. Di sampan Sri kresna, Raden Bratasena (Bimasena) berdiri layaknya gunung memperhatikan dengan seksama apa yang dibicarakan antara Sri kresna dan puteranya. Kresna : ”Anakku tersayang Gatotkaca….Saat ini Kurawa mengirimkan senopati nya di tengah malam seperti ini. Rasanya hanya kamu ngger yang bisa menandingi senopati Hastina di malam gelap gulita seperti ini” Gatotkaca : ”Wad

LAKON WAYANG KULIT Wisanggeni Lahir

Gambar
Cerita Singkat : Kahyangan Setragandamayit, adalah suatu tempat yang menyeramkan. Disini tempat tinggal berbagai mahluk halus dan siluman. Batari Durga,demikian nama yang mbahu reksa tempat ini, adalah ratunya para ratu makhluk halus dan siluman. Batari Durga, sebelumnya adalah Batari Uma yang berwajah raseksi, istri Batara Guru, yang kemudian bertukar raga dengan Dewi Permoni. Dewi Permoni adalah  seorang gadis cantik yang waktu itu sedang bertapa,de ngan harapan dapat bersuami dengan  seorang dewa.  Batara Guru memenuhi permintaan Dewi Permoni, untuk memperistrinya, tetapi hanya raganya saja, sedangkan sukma nya akan menempati raga baru, yang kemudian akan dikawin kan dengan salah satu keturunan dewa.  Dewi Permoni menyanggupi  apa yang diminta Batara Guru. Setelah ada kesanggupan dari Dewi Permoni, maka Dewi Permoni duduk berhadap hadapan dengan Dewi Uma, kemudian keduanya saling bertukar sukma. Padahal dewi Uma yang berwajah raseksi itu dalam keadaan  hamil.

LAKON WAYANG KULIT Wahyu Cakraningrat

Gambar
Cerita Wahyu Cakraningrat adalah bercerita tentang upaya tiga orang satria yaitu, Raden Lesmono Mandrakumara, Raden Sombo Putro dan Raden Abimayu yang berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Ketiganya sama-sama berambisi besar menjadi Ratu. Untuk itu, mereka harus bertarung dan mendapat gelar ”Wahyu Cakraningrat”. Namun mendapatkan Wahyu Cakraningrat tidaklah mudah karena sejumlah syarat harus dipenuhi agar Wahyu Cakraningrat bisa majing atau sejiwa dengan satria terpilih. Adapun syarat yang harus dipenuhi adalah: mampu handayani (membuat contoh yang baik) kepada rakyat, berpegang pada kejujuran, mampu memberikan keteladanan, mampu memberikan rasa tenteram kepada rakyat, mampu memberi rasa kasih sayang pada rakyat, mempunyai perilaku amanah, mampu merekatkan seluruh rakyat tanpa memandang latar belakang, agama, ras dan budaya, serta harus peduli terhadap lingkungan. Raden Lasmana Mandrakumara ingin memiliki Wahyu Cakraningrat, dan dia harus bertapa di hutan Gangga Warayang. Pada