2 jenis bahasa Jawa Ngoko yang jarang dibahas

 


Bahasa Jawa Ngoko ternyata terbagi menjadi ada dua jenis yang jarang dibahas. Dikutip dari buku Tata Bahasa Jawa terbitan Pura Pusaka ada 2 macam, yaitu ngoko lugu, dan ngoko andhap. Sedangkan ngoko andhap juga dibedakan menjadi 2, yaitu ngoko antya basa, dan ngoko basa antya.

Agar lebih jelas, mari kita bahas bahasa ngoko lebih mendalam.

2 jenis bahasa Jawa Ngoko

1. Ngoko Lugu

Bahasa Jawa ngoko lugu disusun dari kata-kata ngoko semua, adapun kata: aku, kowe, dan ater-ater dak-, ko-, di-, juga panambang: -ku, -mu, -e, -ake, tidak berubah.

Adapun fungsi bahasa ngoko lugu adalah untuk bercakap-cakap atau berbicara sebagai berikut:

  1. Dipakai orang tua kepada anak, atau kepada anak muda lainnya.
  1. Digunakan percakapan orang-orang sederajat, tanpa memperhatikan kedudukan dan usia, jadi seperti kanak-kanak dengan temannya.

Pada awal revolusi bahasa Jawa ngoko seringkali dipakai dalam pertemuan atau rapat. Mereka menyebut bahasa ngoko dengan sebutan basa Jawa Dipa.

Namun, saat ini dalam pertemuan atau rapat, yang sering digunakan adalah bahasa Indonesia, dan jika terpaksa menggunakan bahasa Jawa mereka kembali menerapkan unggah-ungguhing basa dalam pertemuan seperti dahulu, yaitu menggunakan basa krama.

Sebab orang yang diajak bicara dalam pertemuan tersebut dianggap orang yang harus dihormati.

  1. Atasan kepada bawahannya

Namun sekarang ini kebanyakan menggunakan basa krama, meskipun tidak lengkap. Sebab di sini terkandung maksud menghormati bahwannya, dianggap sederajat, sbagai rekan kerja.

  1. Digunakan saat ngunandika

Ngunandika adalah berbicara kepada diri sendiri, sedangkan diri-sendiri berarti sederajat, artinya tidak perlu penghormatan yang lebih.

Contoh bahasa ngoko lugu

Jika hanya menggunakan teori, mungkin anda kesulitan bagaimana menerapkan bahasa ngoko lugu dalam pergaulan sehari-hari. Untuk itu, di sini akan kami berikan beberapa contoh penerapannya.

  1. Contoh percakapan orang tua dan anaknya

Bapak: Lho, kowe Bud. Jam pira tekamu? Lak ya padha slamet ta?

Artinya: Lho, kamu Bud. Sampai jam berapa? Selamat kan?

Anak: Pangestunipun Bapak, wilujeng. Kalawau jam 9, anggen kula dumugi ing ngriki.

Artinya: Berkat doa Bapak, selamat. Tadi pukul 9, saya sampai di sini.

  1. Contoh percakapan anak dan anak

A. Mas Badri, aku mbok ya diwuruki garapan bahasa Jawa wingi kae, yen ora, mengko lak ya aku sida didukani Pak Guru. Dhasar wingi ora mlebu, ora pamit pisan.

B. Lha ya gene ta, kok ora mlebu ki? Enya, iki lho turunen bae, mumpung esuk mengko mundhak selak mlebu. Ning aja nganti diregedake, aku arep ngresiki blabag lan nyaponi kelas.

  1. Contoh percakapan majikan dan pembantunya

Majikan: mBok Karya, mengko kowe gawea slametan tumpeng kaya adat nyetauni putumu si thole.

Pembantu: Punika rak dede dinten Selasa Wage tingalanipun putra sampeyan ndara dengn bagus ta nDara?

  1. Contoh percakapan ngunandika

Ee.., tak turu sedhela, awakku kok kesele ora kira-kira. Lha ning ngko aku kudu tangi jam papat ki.


2. Ngoko Andhap

Basa ngoko andhap dibedakan menjadi dua macam, yaitu Antya basa dan Basa antya. Sampai saat ini ngoko andhap antya basa masih biasa digunakan dan sebaiknya dilestarikan.

Adapun basa antya sudah jarang digunakan lagi, bahkan dapat dikatakan mati sama sekali. Sebagai pengetahuan saja, akan admin berikan keterangan secara singkat.

Basa ngoko andhap dipakai oleh siapa saja yang telah akrab dengan lawan bicaranya. Namun, mesti sama-sama ngoko tetapi masih saling menghormati.


Antya basa

Ciri-ciri dari bahasa ngoko andhap antya basa adalah kata-katanya ngoko dicampur dengan kata-kata krama inggil untuk orang yang diajak bicara, untuk menyatakan hormat.

Contoh:

  • Aku: tidak berubah
  • Kowe: untuk orang yang lebih tua atau yang dianggap lebih tua diubah menjadi penjenenganmu, ki raka, kangmas.
  • Kowe: untuk orang yang lebih muda diubah menjadi sliramu, kengslira, adhi, adhimas, kangmas, dll.

Ater-ater dak-, ko-, di-, dan penambang -ku, -mu, -e, -ake, tidak berubah.

Contoh:

A. Ora, Kangmas ki suwe ora ngetingal ki tindak ngendi?

B. Wah, Adhimas iki rada ngece. Genah wis pirsa bae kok mundhut pirsa. wayah preen lak ya mesti nanjakne preene.

Contoh lainnya:

A. Pak Lurah, mbesuk apa bisamu niliki rumpon menyang Kuwagalan.

B. Aku ndherek wae sakersamu. Kok kresakake lumaku saiki ya sendika, nanging kiraku kaline isih gedhe.

Basa Antya

Basa antya dibentuk dari ngoko dicampur dengan kata-kata krama dan krama inggil.

  • Aku: tetap, tidak berubah.
  • Kowe: sama dengan antya basa, menjadi: penjenengan, ki raka, kangmas, sliramu, kengslira, adhi, adhimas.

Ater-ater dak-, ko-, di-, tidak berubah. Panambang -ku, -mu, -e, -ake, tidak berubah.

Selain itu, banyak kata-kata yang tidak bisa dikramakan, seperti:

  1. Tembung sesulih: iki, iku, apa, sapa, endi, pira, kapan, kepriye, yagene.
  2. Tembung lantaran: marang, menyang, saka, nganti, utawa.
  3. Tembung katrangan: sakiki, mengko, mau, dhek, seprana, seprene, semono, mengkene, mengkono, isih, wis, durung, arep, lagi, maneh, dan lain-lain.

Contoh:

A. Dak arani sliramu dhek mau bengi saestu mriksani ringgit ana ing daleme Pak Lurah. Gek lampahane bae apa ya dhimas, teka gamelane sedalu natas ngungkung bae ora ana pedhote.

B. Aku dhewe jane ya diulemi, nanging kepriye maneh wong ora ana sing tengga griya. Arep dak tilar, aku ora tega.

Demikian pembahasan 2 jenis bahasa Jawa Ngoko yang jarang, semoga menambah wawasan baru bagi anda yang ingin memperdalam tata bahasa Jawa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANDIWARA RADIO TUTUR TINULAR

Smadav Pro Terbaru 2019 Rev 13.3 Full Serial Number (Update)

Cara Meyakinkan Orang Lain Agar Percaya Kepada Anda